Selamaini kita percaya bahwa kebaikan akan kembali kepada kita berupa kebaikan pula. Kini kepercayaan kita dapat semakin kuat semenjak ditemukannya bukti kuat melalui sains. Berbuat baik membuat kita merasa lebih baik dan lebih sehat. Kebaikan juga merupakan kunci yang dapat mengembangkan dan membuat kita mampu bertahan sebagai spesies.
Hormonendorphin yang dihasilkan oleh tubuh saat berolahraga, mampu membuat kita bahagia dan menghilangkan rasa cemas. Selain itu, olahraga juga membantu kita memperkuat sistem imun tubuh dan tetap prima sepanjang hari. 5. Mengikuti Kampanye Positif Melalui Media Sosial
P2xPt3. Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Pepatah ini menuntun kita untuk terus berbuat kebaikan di setiap kesempatan. Sebab, balasan dari baik atau buruknya setiap perbuatan pasti akan kembali kepada pelakunya. Dengan alasan yang sama, berbuat baik, terutama berbagi kebaikan kepada sesama manusia selalu terasa menyenangkan. Dalam siklus saling memberi dan menerima, ada sebuah prinsip penting untuk diterapkan dalam berbuat kebaikan, yakni give and forget atau memberi dan melupakan. Disadari atau tidak, prinsip inilah yang membuat hati kita lebih ringan dan menjaga ketulusan dalam berbagi kebaikan. Karenanya, mari memulai prinsip give and forget dengan mengingat hal-hal berikut agar kita semakin mantap dalam berbuat kebaikan. Kebaikan akan kembali kepada siapa yang melakukannya dengan berbagai cara Tak perlu merasa kecewa, jika kita telah berbuat baik kepada seseorang dan dia tidak lantas melakukan hal yang serupa. Kalau suatu waktu, kita diberi kemampuan untuk membantu teman yang sedang kesulitan keuangan, hilangkan pemikiran bahwa dia juga harus melakukan hal sama untuk kita di kemudian hari. Kebaikan kita tidak mesti kembali dari orang yang sama atau dalam bentuk sama. Ketika kita membantu seorang teman, mungkin saja saudara, tetangga atau teman yang lain hadir di kala kita membutuhkan pertolongan. Bisa juga tanpa kita sadari, selamat dari sebuah kecelakaan atau terhindar dari musibah, menjadi sebuah karma baik karena berbuat baik kepada seseorang. Tidak perlu merasa berjasa “Kamu enggak akan bisa sesukses ini kalau aku enggak bantu skripsi kamu waktu itu.” Mari kita hindari ucapan-ucapan seperti ini. Penting bagi kita untuk menjaga diri dari mengungkit-ungkit kebaikan kita kepada seseorang. Kita tidak jadi mulia dengan menampakkan kebaikan yang telah kita lakukan, apalagi jika sampai mempermalukan orang yang kita bantu. Ketika kita diberi kesempatan untuk turut andil dalam membantu kesuksesan atau kelancaran urusan seseorang, percayalah bahwa itu merupakan satu dari cara Tuhan untuk membantu orang tersebut. Tuhan pula yang menghendaki jalan pertolongan-Nya kepada seseorang, bisa melalui kita atau orang lain. Karenanya, kita tak perlu merasa bahwa kita telah berjasa kepadanya. Lupakan ide menggunakan kebaikan kita untuk “mengikat“ seseorang dengan dalih hutang budi. Berbuatlah sebanyak-banyaknya kebaikan, lalu lupakan Tentunya, prinsip ini membutuhkan latihan, proses dan kesabaran. Namun, sungguh, prinsip inilah yang membuahkan kebahagiaan sejati dari memberi, berbuat dan berbagi kebaikan. Biarlah perbuatan baik yang kita lakukan terlepas dari pemikiran dan penyebab lunturnya ketulusan hati kita, baik yang berasal dari diri kita sendiri, orang yang kita bantu, maupun dari orang lain di sekitar kita.
Jika seseorang memberikan kebaikan kepada orang lain, maka kebaikan itu akan kembali kepadanya. Siapa saja yang memberi, maka suatu saat juga akan mendapatkan. Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak pernah memberi sesuatu miliknya maka juga tidak akan mendapatkan dari orang lain. Kebaikan yang diterima seseorang pada hakekatnya adalah miliknya sendiri. Memberi dan sekaligus menerima sebagaimana yang dimaksudkan itu tidak selalu terjadi antar dua orang yang sama. Pengembalian itu bisa terjadi dari orang lain atau bukan berasal dari orang yang semula diberi. Dalam konteks ini yang terjadi bukan tukar menukar atau saling memberi dan menerima. Tetapi, perolehan kembali bisa berasal dari orang yang berbeda. Mempercayai pandangan tersebut maka menjadikan orang terdorong atau termotivasi selalu memberi atau melakukan kebaikan kepada siapapun. Kebaikan yang diberikan kepada orang lain tidak akan hilang, sebaliknya justru akan bertambah. Orang yang suka memberi kebaikan akan dikenal oleh banyak orang. Sillaturrahminya akan semakin luas. Berawal dari sillaturrahmi itu, maka rizki akan datang tanpa diketahui atau diperhitungkan sebelumnya. Sebaliknya, orang yang suka menahan harta dan kebaikannya, maka ruang hidupnya juga akan terbatas. Keterbatasan itu akan mengakibatkan peluang untuk mendapatkan sesuatu juga terbatas. Itulah sebabnya, Islam menganjurkan kepada umatnya agar berinfaq, bersedekah, berzakat, dan lain-lain. Orang yang suka memberikan hartanya kepada orang lain ternyata tidak akan menjadi miskin. Tidak pernah ditemui orang menjadi miskin yang disebabkan oleh karena mengeluarkan hartanya untuk disedekahkan. Demikian pula, kebaikan hati yang diberikan kepada orang lain tidak pernah sia-sia terhadap dirinya. Kebaikan serupa dan bahkan lebih, pada saatnya akan diterima kembali. Maka muncul nasehat moral yang sudah dikenal luas, berbunyi sebagai berikut ' berbuat baiklah kepada orang lain, agar orang lain juga berbuat baik kepadamu'. Selain itu juga terdapat ajaran yang sedemikian indah, yaitu bahwa, siapa saja yang mau menolong penduduk bumi, maka yang bersangkutan akan ditolong oleh Dzat Yang ada di langit. Dengan menggunakan logika tersebut, maka oleh banyak orang kehidupan ini diumpamakan seperti bercermin. Jika kita tampil di depan cermin dengan sempurna, maka diri kita yang tampak di cermin adalah juga kesempurnaan. Sebaliknya, jika kita sedang marah, cemberut, dan berwajah masam kemudian bercermin, maka wajah yang kelihatan juga persis yang kita tampakkan itu. Itulah sebabnya, jika kita ingin mendapatkan sesuatu maka harus memberikan sesuatu kepada orang lain. Dalam kehidupan ini apa yang kita berikan sebenarnya juga yang akan kita peroleh. Oleh karena itu, jika kita tidak memberi, maka juga tidak akan menerima. Wallahu a'lam
Harmoni dan Keguyuban di Balik Yadnya Kasada 1 Hari-hari menyambut Yadnya Kasada adalah hari-hari ketika pintu semua rumah di desa-desa lereng Bromo dibuka untuk siapa saja dan ada makanan-minuman yang siap menyambut. Tua-muda, laki-laki-perempuan suku Tengger, semua turun tangan membuat ongkek. ARIF ADI WIJAYA, Kab Probolinggo - KESIBUKAN mewarnai kediaman Tutik. Sang pemilik rumah mondar-mandir menyiapkan menu berbagai masakan. Sedangkan di depan rumah, tangan-tangan terampil sejumlah warga sekitar membereskan pembuatan ongkek. Semua kesibukan di rumah yang berada di Dusun Wanasari, Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, itu demi tujuan serupa menyambut Yadnya Kasada. Sebuah ritual masyarakat Tengger-Bromo yang diyakini telah menjulur panjang sejak zaman Kerajaan Majapahit. Bromo bagian dari Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru. Wilayah taman nasional itu membentang di empat kabupaten di Jawa Timur Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang. Di balik ritual itu, ada keguyuban antarwarga, tak peduli apa pun latar belakangnya. Yang seperti mewakili harmoni di antara para penduduk di lereng Bromo. Seperti disaksikan Jawa Pos kemarin 15/6, janur yang dibentuk seperti bunga menghiasi sepanjang jalan menuju lautan pasir. Umbul-umbul berwarna putih, merah, hijau, dan kuning pun ikut menghiasi teras rumah warga di tepi jalan. Meski rumah penduduk umumnya tampak sepi, suasana jalan memperlihatkan warga yang begitu antusias menyambut Yadnya Kasada. Meriah, tetapi tetap khidmat. Pembuatan ongkek adalah salah satu contoh keguyuban di balik Yadnya Kasada. Warga tua-muda, laki-laki-perempuan, bergotong royong membuatnya. ’’Nanti ongkek ini dibawa ke rumah kepala desa Kades dan carik,” kata Tutik yang juga istri Soetomo, romo Dukun Desa Ngadisari, kepada Jawa Pos di sela turun tangan membantu membuat ongkek. Rangka ongkek terbuat dari bambu. Isinya berbagai hasil bumi dari warga setempat. Mulai wortel, kacang koro, kubis, sampai kembang kenikir. Ada pula terong tengger, semacam cabai berukuran jumbo. Di rumah Pak Kades dan Pak Carik sekretaris desa, satu pasang ongkek ditata di depan sesajen. Beberapa warga dan tokoh adat maupun tokoh masyarakat ikut hadir dalam ritual kecil tersebut. Romo dukun lalu memimpin ritual untuk pengukuhan. Istilahnya, netepno ongkek. Nun di lautan pasir Bromo kemarin, ratusan warga memadati sekitar Pura Luhur Poten. Ada rombongan yang datang dengan menggunakan mobil pikap. Ada pula yang naik bak truk. Bukan hanya suku Tengger yang mayoritas beragama Hindu yang datang ke Pura Luhur Poten. Banyak warga beragama Islam dan Kristen yang juga datang dengan membawa sesajen. Isinya tidak seperti ongkek. Ada yang membawa hasil bumi, roti, sampai kembang. Di depan pura tersebut, ada delapan sesepuh yang berbusana serbahitam dengan udeng di kepala. Mereka adalah romo dukun pandita perwakilan dari desa-desa yang ada di lereng Gunung Bromo. Warga yang datang membawa sesajen meminta doa atau mantra dari para romo dukun yang berasal dari delapan desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Setelah meminta doa dari para romo dukun, warga tidak langsung pulang. Mereka mendirikan tenda di atas bak pikap atau truk yang ditumpangi menggunakan terpal. Mereka, baik suku Tengger maupun bukan, menunggu puncak ritual Yadnya Kasada berupa larung sesajen di kawah Gunung Bromo yang berlangsung dini hari tadi. Sri Astutik, warga Desa Jetak, Kabupaten Probolinggo, mengaku mengikuti ritual Kasada setiap tahun. Hanya tahun lalu dia absen lantaran ritualnya digelar tertutup dan dengan pembatasan. ’’Bukan soal keyakinan, melainkan apa yang menjadi tradisi warga sini, kita ikut,” kata perempuan berkerudung itu. Lastoko, carik Desa Ngadisari, menceritakan, ongkek berasal dari kata ’’aung” dan ’’kek”. Aung artinya anak –urip– mati. Kek, artinya tua. ’’Semua itu mengarah ke sangkan paraning dumadi. Asal muasal sebuah penciptaan,” terangnya. Ongkek yang dibuat memang dua buah. Istilahnya, satu pasang. Satu dusun diwajibkan membuat sepasang ongkek. Dengan syarat, tidak ada orang meninggal selama 44 hari menjelang ritual Yadnya Kasada. ’’Kalau ada yang meninggal dalam waktu tersebut, dusun itu tidak membuat ongkek,” katanya. Lastoko mengakui, kebersamaan warga dalam menyambut ritual Yadnya Kasada memang luar biasa. Semua elemen masyarakat begitu antusias. ’’Dalam momen seperti ini, kita istilahnya gupuh-suguh. Artinya, memang waktunya sibuk dan menyiapkan suguhan untuk para tamu,” paparnya. Layaknya hari raya, semua ruang tamu di rumah penduduk dipenuhi kue, minuman, dan makanan untuk siapa saja yang datang. Baik yang beragama Hindu, Islam, maupun Kristen. ’’Karena kita di sini tidak memandang agama atau keyakinan. Yang penting berbuat baik untuk semua, maka kebaikan itu akan kembali kepada diri kita,” ungkapnya. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia PHDI Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto mengatakan bersyukur karena pandemi Covid-19 telah melandai. Tahun ini sudah ada kelonggaran terkait jumlah peserta ritual meski tetap dibatasi. Wisatawan pun sejatinya boleh naik. Tapi, hanya sampai Cemoro Lawang. ’’Kalau tahun lalu ditutup sampai Sukapura. Sekarang ditutup sampai Cemoro Lawang,” katanya. Dalam ritual tersebut, ada pengukuhan dua romo dukun pandito. Mereka berasal dari Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, dan Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Keduanya akan mengemban empat tugas utama. Pertama, menjaga kesucian diri. Kedua, berhak menentukan hari baik untuk sebuah upacara individu maupun komunal. Ketiga, berhak dan berkewajiban menyelesaikan semua urusan ritual. Keempat, menjadi pembimbing atas semua permasalahan umat. Bambang berharap rangkaian Yadnya Kasada bisa berjalan lancar. Yang lebih penting, keharmonisan antarwarga dan antara manusia dan sang pencipta alam harus tetap dijaga seperti yang sudah berjalan selama ini. ’’Karena ketika kita baik dengan sesama manusia, kita akan mendapat kebaikan pula. Jika kita menjaga lingkungan, alam akan menjaga kita,” tandasnya.
Kebaikan adalah tentang memberi... Zaman sekarang memang sulit sekali mencari orang baik yang benar-benar tulus. Tapi, sebenarnya kamu tidak bisa mengharapkan orang lain untuk berbuat baik padamu jika kamu sendiri tidak berbuat baik. Makanya, sebaiknya kamu memulai kebaikan itu dari dirimu sendiri adalah 10 quotes tentang kebaikan yang bisa bikin kamu jadi sosok yang lebih baik lagi. Kalau kamu tidak bisa menemukan orang baik di sekitarmu, jadilah orang baik Jadilah alasan orang lain Times / Sukma Shakti Tidak perlu muluk, membuat orang lain tersenyum adalah tanda bahwa kamu sudah mengekspresikan kebaikan. Terkadang, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya itu alasan orang lain merasa sedih. Jangan sampai kamu merasa seperti Jangan memilih kepada siapa kamu berbuat Times / Sukma Shakti Hanya karena kamu disakiti, tidak berarti kamu bisa melakukan hal yang sama dengan orang lain. Penderitaanmu tidak harus dirasakan oleh orang lain juga. Kamu harus tetap jadi orang dengan pemikiran terbuka yang tidak membuat orang lain terlibat dalam masalah hanya karena kamu suffer dengan Selalu ada kesempatan untuk berbuat Times / Sukma Shakti Hanya saja sering kali orang melewatkannya. Jika kamu merasa kamu bisa melakukan kebaikan itu, jangan tunda untuk melakukannya dan melakukan banyak negosiasi di pikiranmu sendiri. Lakukan saja dulu, setelah melakukannya kamu pasti akan merasa puas. Sedangkan saat melewatkannya, kamu akan merasa Tidak ada kebaikan yang Times / Sukma Shakti Jangan memiliki pikiran bahwa berbuat baik akan membuat dirimu sendiri rugi. Kamu salah. Justru kamulah yang diuntungkan karena kamu sedang menabung kebaikan untuk dirimu sendiri di masa depan. Tidak ada kebaikan yang Kebaikan itu bukan kelemahan, tapi Times / Sukma Shakti Banyak orang tidak mau berbuat baik karena tidak mau dianggap lemah. Padahal justru kebaikanlah letak kekuatan itu. Orang yang tidak bisa berbuat baik adalah orang yang tidak cukup kuat untuk mendahulukan orang lain. Orang tersebut terlalu memikirkan dirinya sendiri sehingga tidak memedulikan dirinya sendiri. Baca Juga Layakkah Anda Jadi Pemimpin? 5 Tanda Ini Jawabannya6. Selain namamu, yang membekas di hati orang lain adalah Times / Sukma Shakti Kalau kamu baik, bukan hanya kamu diingat oleh orang lain, tapi juga perbuatanmu itu tidak akan mati. Semua orang yang mengenalmu pasti tidak akan menyesal pernah berurusan Kebaikan bisa mengubah Times / Sukma Shakti Mengubah kemarahan menjadi pertemanan, mengubah hubungan yang renggang, dan mengubah apa saja yang membuat hubunganmu jadi hubungan yang menyenangkan dengan orang lain. Tidak punya musuh itu membuatmu nyaman dan Tersenyum adalah bentuk kebaikan paling Times / Sukma Shakti Dengan senyuman saja, kamu bisa membuat orang asing jadi tidak asing lagi. Orang akan tahu bagaimana kepribadianmu dari murah atau mahalnya kamu tersenyum. Tidak akan ada orang yang tertarik membangun relasi pada orang yang jarang sekali Semua agama pasti mengajarkan Times / Sukma Shakti Makanya saat kamu melakukan sebaliknya, kamu harus mempertanyakan apa agamamu Kebaikan adalah tentang Times / Sukma Shakti Ketika kamu ingin jadi orang yang baik, maka otomatis kamu tidak akan mementingkan dirimu sendiri dan menjauhi kesombongan. Kebaikan adalah tentang memberi. Bukan menuntut apalagi yang kamu lakukan haruslah terpancar tulus dari hatimu, bukan karena kamu ingin mencari perhatian orang lain atau karena kamu memiliki tujuan tertentu. Percayalah, jika kamu melakukan hal yang baik, maka kebaikan itu akan datang kembali pada dirimu juga 7 Alasan Logis Kenapa Terlalu Baik Justru Bisa Hancurkan Hidupm
Melakukan perbuatan baik terhadap orang lain ternyata tidak hanya berdampak positif bagi orang tersebut, tapi juga diri kita sendiri. Karena kebaikan yang kita perbuat, seperti menghargai orang lain atau membahagiakan orang lain, kebaikan itu akan kembali kepada kita. Salah satu efek positif yang kamu dapatkan berbuat berbuat baik adalah menjadi tenang dan punya hati yang damai. Tentu ada banyak lagi manfaat dari berbuat baik, berikut adalah manfaat-manfaat yang kamu dapatkan karena berbuat kebaikan. 1. Menguatkan hubungan sosial Berbuat baik kepada sesama bisa menguatkan hubungan sosial yang mungkin selama ini kurang baik. Mulai berbuat baik terhadap keluarga, teman, orang yang ada di sekitarmu, serta kepada orang yang belum kamu kenal. Cobalah dengan cara yang sederhana terlebih dahulu, seperti senyum, mengatakan terima kasih saat ditolong orang, dan menyapa orang lain. Meskipun sekecil apapun pertolongan atau bantuan yang kamu terima dari orang lain, ucapkanlah terima kasih agar menghargai perbuatannya. 2. Membuat suasana hati lebih bahagia Berbuat kebaikan itu dapat meningkatkan suasana bahagia di hatimu. Cobalah melakukan perbuatan baik kalau selama ini kamu biasanya meras cemas, khawatir, dan takut. Kemudian coba rasakan, pasti hati kamu menjadi lebih tenang dan juga bahagia. Begitu juga bagi kamu yang sering stres, cara ini sangat ampuh karena dapat mengalihkan semua fokusmu terhadap berbagai masalah menjadi fokus berbuat kebaikan. 3. Menghindari dari pengaruh negatif Orang yang suka berbuat kebaikan kepada sesama tentu memiliki hati yang kuat. Maka hal itulah yang mengindari kamu dari segala pengaruh-pengaruh negatif. Biasanya orang yang berbuat kebaikan punya cara dalam memandang suatu permasalahan dengan baik dan tidak cepat terpengaruh hal-hal negatif. Jadi, kalau kamu bisa berbuat kebaikan, maka tidak akan terpengaruh dengan hal-hal negatif. 4. Menyayangi diri sendiri Banyaknya kebaikan yang kita perbuat terhadap orang lain juga akan berdampak bagi diri sendiri. Karena kalau kamu tahu bagaimana berbuat baik kepada orang lain, maka kamu juga mengetahui bagaimana cara untuk berbuat baik kepada dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu pun akan mudah dalam menyayangi diri sendiri. Oleh sebab itu, jangan pernah ragu untuk berbuat kebaikan kepada orang lain. Itulah 4 manfaat yang kamu dapatkan dari berbuat kebaikan, kebaikan yang kamu perbuat akan kembali ke dirimu sendiri pada waktu yang tepat.
kebaikan akan kembali kepada kita